KH Ali Maksum Krapyak |
Almarhum almaghfurlah setiap kali berkunjung ke sebuah kota. Dan adalah sebuah kebanggaan tersendiri bagi alumni Krapyak bila berkesempatan menerima kerawuhan Mbah Ali di kediaman mereka.
KH Ali Maksum Krapyak, yang dikenal dekat dengan santrinya, terbiasa meluangkan waktu untuk mampir ke kediaman santri alumni
Pada suatu
hari, saat beliau memiliki sebuah urusan di Ibukota Jakarta, Mbah Ali
bersua dengan salah seorang santri yang sengaja meluangkan waktu untuk
menemui beliau. Santri itu bernama Zainuri, dan ia sedang mengadu
peruntungannya di sana.
Dari perjumpaan tersebut, Mbah Ali pun mengutarakan rasa ingin beliau mengunjungi kediaman Zainuri, sebagai mana yang selama ini beliau lakukan terhadap alumni Krapyak yang lain. Namun, tak dinyana, alih-alih menyambut kabar tersebut dengan perasaan bingah, Zainuri justru menolak dengan halus keinginan Mbah Ali tersebut.
Beragam alasan pun diutarakan oleh Zainuri, meskipun alasan kesungkanannya itu sesungguhnya hanyalah karena ia malu dengan kontrakannya yang sempit. Maklum. pada masa itu Zainuri baru bisa mengontrak satu ruang kamar saja di Jakarta alias ngekos. Agaknya ada kekhawatiran dalam diri Zainuri kalau-kalau ia tak mampu memberi sambutan yang layak untuk "Ayahanda"-nya tercinta.
Akan tetapi, kendati Zainuri sudah menyampaikan ragam alasan, Mbah Ali tetap keukeuh ingin mampir ke kediaman Zainuri. Alhasil, sebagai jurus pamungkas, Zainuri pun menyampaikan alasan utama kesungkanannya menerima kerawuhan Mbah Ali di kontrakannya, "Pak Ali (sapaan khas KH Ali Maksum di kalangan santri) gak perlu mampir ke tempat saya, wong tempat saya itu sempit sekali...."
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Semua yang terjadi sungguh sudah disuratkan. Zainuri tak mampu membendung niat silaturrahim Mbah Ali, dan ia pun tak bisa mengelak lagi saat Mbah Ali menegaskan, "Pokoke aku mampir nggonmu... (Pokoknya saya mau mampir ke tempatmu)..."
Singkat kata, sampailah Mbah Ali di kediaman Zainuri. Dengan perasaan yang campur-aduk, antara bahagia dan gelisah, Zainuri pun mempersilahkan Mbah Ali masuk ke dalam kontrakannya. Tak lupa, ia pun kembali menegaskan permintaan maaf atas penolakannya tadi, "Nyuwun pangapunten... tempatnya sempit sekali...."
"Jare sopo? (Kata siapa?) Ini gak sempit kok... ini kan jembar (luas)..." jawab Mbah Ali.
Hening sejenak. Entah apa yang berkelebat di kepala Zainuri.
"Ketimbang kuburan...." pungkas Mbah Ali.
---------
Kisah ini disarikan dari sambutan Nyai Ida Rufaida binti Ali bin Maksum, putri bungsu KH Ali Maksum dalam acara Haul ke-24 Almaghfurlah KH Ali Maksum, Rabu, 20 Maret 2013 di halaman Gedung Pengajian Yayasan Ali Maksum Krapyak Yogyakarta.
*Foto: arsip almunawwir.com
Dari perjumpaan tersebut, Mbah Ali pun mengutarakan rasa ingin beliau mengunjungi kediaman Zainuri, sebagai mana yang selama ini beliau lakukan terhadap alumni Krapyak yang lain. Namun, tak dinyana, alih-alih menyambut kabar tersebut dengan perasaan bingah, Zainuri justru menolak dengan halus keinginan Mbah Ali tersebut.
Beragam alasan pun diutarakan oleh Zainuri, meskipun alasan kesungkanannya itu sesungguhnya hanyalah karena ia malu dengan kontrakannya yang sempit. Maklum. pada masa itu Zainuri baru bisa mengontrak satu ruang kamar saja di Jakarta alias ngekos. Agaknya ada kekhawatiran dalam diri Zainuri kalau-kalau ia tak mampu memberi sambutan yang layak untuk "Ayahanda"-nya tercinta.
Akan tetapi, kendati Zainuri sudah menyampaikan ragam alasan, Mbah Ali tetap keukeuh ingin mampir ke kediaman Zainuri. Alhasil, sebagai jurus pamungkas, Zainuri pun menyampaikan alasan utama kesungkanannya menerima kerawuhan Mbah Ali di kontrakannya, "Pak Ali (sapaan khas KH Ali Maksum di kalangan santri) gak perlu mampir ke tempat saya, wong tempat saya itu sempit sekali...."
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Semua yang terjadi sungguh sudah disuratkan. Zainuri tak mampu membendung niat silaturrahim Mbah Ali, dan ia pun tak bisa mengelak lagi saat Mbah Ali menegaskan, "Pokoke aku mampir nggonmu... (Pokoknya saya mau mampir ke tempatmu)..."
Singkat kata, sampailah Mbah Ali di kediaman Zainuri. Dengan perasaan yang campur-aduk, antara bahagia dan gelisah, Zainuri pun mempersilahkan Mbah Ali masuk ke dalam kontrakannya. Tak lupa, ia pun kembali menegaskan permintaan maaf atas penolakannya tadi, "Nyuwun pangapunten... tempatnya sempit sekali...."
"Jare sopo? (Kata siapa?) Ini gak sempit kok... ini kan jembar (luas)..." jawab Mbah Ali.
Hening sejenak. Entah apa yang berkelebat di kepala Zainuri.
"Ketimbang kuburan...." pungkas Mbah Ali.
---------
Kisah ini disarikan dari sambutan Nyai Ida Rufaida binti Ali bin Maksum, putri bungsu KH Ali Maksum dalam acara Haul ke-24 Almaghfurlah KH Ali Maksum, Rabu, 20 Maret 2013 di halaman Gedung Pengajian Yayasan Ali Maksum Krapyak Yogyakarta.
*Foto: arsip almunawwir.com
Tidak ada komentar:
Write komentar